Profil Desa Pelumutan

Ketahui informasi secara rinci Desa Pelumutan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pelumutan

Tentang Kami

Menjelajahi Desa Pelumutan di Purbalingga, surga tersembunyi dengan wisata alam Puncak Sendaren dan curug eksotis. Profil ini mengulas potensi ekonomi dari gula kelapa dan sinergi masyarakat dalam membangun desa wisata yang berkelanjutan.

  • Destinasi Wisata Alam

    Desa Pelumutan merupakan rumah bagi objek wisata alam unggulan seperti Puncak Sendaren dan sejumlah air terjun (curug) yang memesona.

  • Sentra Ekonomi Agraris Khas

    Perekonomian desa ditopang oleh sektor agraris unik di dataran tinggi, dengan produksi gula kelapa sebagai komoditas andalan utama.

  • Pengembangan Berbasis Komunitas

    Kemajuan sektor pariwisata dan ekonomi desa digerakkan secara aktif oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan partisipasi masyarakat lokal.

Pasang Disini

Jauh dari hiruk pikuk dataran rendah, di gugusan perbukitan sebelah utara Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, terhampar sebuah desa dengan keindahan alam yang memukau: Desa Pelumutan. Desa ini mematahkan citra umum wilayah Kemangkon yang didominasi persawahan, dengan menyuguhkan lanskap perbukitan hijau, udara sejuk dan panorama alam yang menjadi magnet bagi para pencari ketenangan dan keindahan. Pelumutan kini bertransformasi, memanfaatkan anugerah geografisnya menjadi motor penggerak pariwisata dan ekonomi kreatif.

Dengan luas wilayah mencapai 4,52 kilometer persegi, Desa Pelumutan menjadi salah satu desa terluas di Kecamatan Kemangkon. Wilayah ini menjadi tempat tinggal bagi sekitar 4.912 jiwa, menciptakan kepadatan penduduk yang relatif rendah, yakni sekitar 1.086 jiwa per kilometer persegi. Berada di bawah naungan kode pos 53381, Desa Pelumutan secara bertahap namun pasti, membuka selubung pesonanya kepada dunia luar, membuktikan bahwa potensi desa tidak selalu berada di jalur utama.

Surga Tersembunyi di Ketinggian: Potensi Wisata Alam Unggulan

Daya tarik utama yang menjadi mahkota Desa Pelumutan ialah sektor pariwisatanya yang berbasis alam. Topografi wilayahnya yang berbukit-bukit melahirkan berbagai sudut pandang dan objek wisata yang eksotis, dikelola dengan sentuhan kearifan lokal oleh masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Puncak Sendaren: Inilah ikon pariwisata Pelumutan yang paling dikenal. Terletak di salah satu titik tertinggi desa, Puncak Sendaren menawarkan pemandangan 360 derajat yang spektakuler. Dari gardu pandang yang dibangun secara strategis, pengunjung dapat menyaksikan hamparan perbukitan hijau, lembah yang subur, serta siluet Gunung Slamet yang megah di kejauhan. Tempat ini menjadi lokasi favorit bagi para pemburu matahari terbit (sunrise), di mana momen sang fajar menyibak kabut pagi menjadi sebuah pertunjukan alam yang tak ternilai. Berbagai spot foto kreatif yang disediakan pengelola menambah daya tarik bagi generasi milenial dan para penggemar fotografi.

Pesona Air Terjun (Curug): Sesuai dengan namanya yang diyakini berasal dari kata "lumut"—menandakan area yang lembap dan sejuk—Pelumutan menjadi rumah bagi beberapa air terjun atau curug. Gemericik air yang jatuh di antara bebatuan dan vegetasi yang rimbun menciptakan suasana yang damai dan menyegarkan. Beberapa curug yang mulai dikenal antara lain Curug Duwur dan curug-curug kecil lainnya yang tersebar di pelosok desa. Wisata susur sungai ringan untuk mencapai lokasi air terjun ini menjadi petualangan tersendiri yang ditawarkan kepada para pengunjung.

Pengembangan wisata ini tidak berjalan sendiri. "Kami, melalui Pokdarwis, bekerja sama dengan pemerintah desa untuk terus menata dan mempromosikan potensi yang ada. Prioritas kami adalah menjaga keaslian alam sambil memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan," ungkap seorang pegiat wisata lokal. Sinergi ini menjadi kunci keberhasilan Pelumutan dalam membranding dirinya sebagai desa wisata.

Urat Nadi Ekonomi: Dari Manisnya Gula Kelapa hingga Hasil Bumi Lainnya

Di balik keindahan alamnya, kehidupan ekonomi masyarakat Desa Pelumutan berdenyut dari sektor agraris yang khas dataran tinggi. Berbeda dengan desa-desa tetangganya di dataran rendah, komoditas utama di sini bukanlah padi, melainkan hasil perkebunan.

Gula Kelapa sebagai Komoditas Andalan: Desa Pelumutan merupakan salah satu sentra produksi gula kelapa (gula merah) yang penting di Kabupaten Purbalingga. Hampir di setiap pekarangan rumah warga tumbuh pohon kelapa yang menjulang tinggi. Setiap pagi dan sore, pemandangan para penderes—sebutan bagi perajin gula kelapa—yang dengan terampil memanjat pohon untuk menyadap nira menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Nira tersebut kemudian diolah secara tradisional di dapur-dapur warga menjadi gula cetak yang memiliki aroma dan rasa yang khas. Produk ini tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga telah menembus pasar regional, menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga.

Selain gula kelapa, hasil bumi lain yang menopang perekonomian warga ialah cengkeh, kapulaga, serta berbagai jenis kayu seperti albasia. Perkebunan menjadi tulang punggung yang memberikan stabilitas ekonomi bagi masyarakat di tengah fluktuasi pendapatan dari sektor pariwisata.

Pemerintah desa melihat potensi besar dalam integrasi antara sektor pertanian dan pariwisata. "Kami mendorong adanya paket wisata edukasi. Wisatawan tidak hanya menikmati alam, tetapi juga bisa belajar langsung bagaimana proses pembuatan gula kelapa dari para penderes. Ini memberikan nilai tambah dan pengalaman otentik," ujar seorang perwakilan desa.

Harmoni Manusia dan Alam: Sejarah dan Tata Kelola Komunitas

Nama "Pelumutan" diyakini kuat berasal dari kondisi alamiahnya. Kata "lumut" yang menjadi akarnya menggambarkan lingkungan yang subur, lembap, dan hijau, persis seperti kondisi geografis desa yang kaya akan sumber air dan vegetasi. Sejarah penamaan ini menjadi cerminan dari identitas desa yang menyatu dengan alam, sebuah filosofi yang terus dipegang teguh oleh warganya dalam setiap langkah pembangunan.

Tata kelola pemerintahan desa menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pembangunan berkelanjutan. Dana Desa dan alokasi anggaran lainnya diprioritaskan untuk program yang mendukung dua pilar utama: pariwisata dan pertanian. Pembangunan infrastruktur, terutama perbaikan akses jalan menuju objek wisata dan sentra produksi pertanian, menjadi fokus utama untuk membuka isolasi dan memudahkan mobilitas barang serta jasa.

Partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Melalui musyawarah desa, warga secara aktif memberikan masukan terkait arah pembangunan. Lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), dan Karang Taruna berjalan beriringan dengan pemerintah desa untuk melaksanakan berbagai program. Semangat gotong royong masih sangat kental terasa, terutama dalam kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan atau membangun fasilitas umum.

Pembangunan Infrastruktur dan Kesiapan Menyambut Wisatawan

Menyadari statusnya sebagai desa wisata yang sedang naik daun, Desa Pelumutan terus berbenah. Pembangunan infrastruktur dasar menjadi agenda prioritas untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung. Perbaikan jalan tidak hanya mempermudah akses kendaraan roda dua dan roda empat, tetapi juga dirancang untuk tetap harmonis dengan kontur perbukitan.

Di area objek wisata Puncak Sendaren, fasilitas penunjang seperti area parkir yang lebih tertata, toilet umum, musala, dan warung-warung kuliner yang dikelola oleh warga lokal terus ditingkatkan kualitasnya. Kehadiran warung-warung ini juga menjadi etalase bagi produk lokal, di mana wisatawan bisa mencicipi mendoan hangat sambil menikmati pemandangan atau membeli gula kelapa asli sebagai oleh-oleh.

Promosi juga digencarkan melalui platform digital. Pemanfaatan media sosial seperti Instagram dan Facebook oleh Pokdarwis dan para pemuda desa terbukti efektif dalam menyebarkan pesona Pelumutan ke khalayak yang lebih luas. Foto-foto dan video pemandangan yang diunggah oleh pengunjung secara organik turut menjadi agen promosi yang ampuh, menciptakan efek bola salju yang positif.

Menjaga Harmoni untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Desa Pelumutan adalah sebuah contoh cemerlang tentang bagaimana sebuah komunitas dapat mengubah tantangan geografis menjadi sebuah anugerah. Dengan bertumpu pada keindahan alam yang otentik dan kekuatan ekonomi agraris yang khas, Pelumutan berhasil merajut sebuah kisah sukses sebagai desa wisata yang berkarakter. Ia tidak hanya menjual pemandangan, tetapi menawarkan sebuah pengalaman—pengalaman menyatu dengan alam, berinteraksi dengan kearifan lokal, dan merasakan manisnya hasil bumi yang diolah dengan ketulusan.

Tantangan ke depan ialah menjaga harmoni ini. Bagaimana meningkatkan jumlah kunjungan wisata tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan dan keaslian budaya menjadi pekerjaan rumah bersama. Dengan kepemimpinan yang visioner dan partisipasi komunitas yang solid, Desa Pelumutan memiliki masa depan cerah untuk tidak hanya menjadi destinasi favorit di Purbalingga, tetapi juga menjadi model percontohan desa wisata berbasis alam yang berkelanjutan di Indonesia.